bismillah, Assalaamu'alaikum temans. Hari ini yuk kita belajar tentang Tumbang janin minggu ke 28-40 setelah kemarin kita pelajari tumbang janin minggu ke 24-27.
Tumbang Janin Minggu ke 28:
Berat janin sekitar 1100 gram dengan panjang 35-38 cm. Puncak rahim sekitar
8 cm di atas pusar. Kepala janin sudah proporsional dengan tubuhnya. Gerakan janin
makin kuat dengan intensitas semakin sering, DJJ semakin jelas terdengar. Jumlah
jaringan otak janin meningkat, rambut kepala semakin tumbuh dan panjang, alis
dan kelopak mata semakin terbentuk jelas dan selaput yang menutupi bola mata
sudah hilang.
Sementara itu, Ibu akan mengalami
tekanan pada bagian diafragma dan perut.
Tumbang Janin Minggu ke 29:
Berat janin sekitar 1250 gram
dengan panjang janin mencapai 37 cm. Ibu
harus berhati-hati untuk menghindari terjadinya bayi lahir premature. Jika janin
dilahirkan dalam usia kehamilan ini, ia akan mampu bernafas dengan susah payah.
Kemampuan menangisnya masih lirih. Kemungkinan bertahan hidupnya tipis karena
belum sempurnanya paru-paru. Juga memiliki resiko keterlambatan perkembangan
fisik. Namun pada janin lahir premature dengan penanganan yang baik dan
terkoordinasi dengan ahli terkait, maka kemungkinan janin bertahan hidup akan
lebih besar.
Tumbang Janin Minggu ke 30:
Berat janin sekitar 1400 gram
dengan panjang sekitar 38 cm. Gerakan janin mulai dari gerakan halus, sikutan
atau tendangan dengan gerakan cepat dan meliuk-liuk menimbulkan rasa nyeri bagi
ibu, aktifnya gerakan janin ini bukan tidak mungkin akan menimbulkan bentuk
simpul simpul. Jika simpul yang terbentuk adalah simpul mati, maka akan
menghambat atau bahkan menghentikan suplai gizi dan oksigen dari ibu ke jannin.
Puncak rahim berada 10 cm di atas
pusar. Rasa tak nyaman ibu semakin besar.
Tumbang Janin Minggu ke 31:
Berat janin sekitar 1600 gram
dengan panjang kira-kira 40 cm. Bila ibu mengalami gejala nyeri di bawah tulang
iga sebelah kanan, sakit kepala, penglihatan berkunang-kunang, tekanan darah
naik hingga lebih dari 30 ml/hg, kemudian bengkak pada kaki, maka Ibu harus
waspada kemungkinan terjadinya pre eklampsi. Rutin lah melakukan cek ke
puskesmas atau pusat kesehatan terdekat untuk mengecek tekanan darah. Pada gangguan
kaki bengkak atau odema ringan, ibu dianjurkan untuk beristirahat dengan kaki
ditinggikan.
Tumbang Janin Minggu ke 32:
Berat janin sekitar 1800-2000
gram dengan panjang sekitar 42 cm. Ibu dianjurkan untuk cek rutin 2 minggu
sekali. Hemodilusi atau pengenceran darah mencapai puncaknya pada minggu ini. Ibu
dengan tekanan darah tinggi / hipertensi, kalinan jantung dan pre eklampsia
harus berhati-hati sebab bertambahnya jumlah darah akan semakin memperkeras
kerja jantung. Dampaknya adalah peningkatan tekanan darah yang akan berbahaya bagi
ibu maupun janin.
Tumbang Janin Minggu ke 33:
Berat janin mencapai 2000 gram. Dengan
panjang sekitar 43 cm. Kemungkinan terjadinya abrupsio plasenta atau plasenta
lepas dari dinding rahim terjadi pada minggu ini, sehingga Ibu harus extra
hati-hati.
Abrupsio plasenta bisa terjadi sebagian atau total yang bisa
mengakibatkan syok pada ibu akibat
kehilangan darah dalam jumlah besar maupun kematian bayi. Penyebabnya tidak
diketahui secara pasti, diduga disebabkan oleh trauma pada Ibu; seperti
kecelakaan atau benturan yang keras, bisa juga karena tali pusat yang pendek,
hipertensi, abnormal rahim, atau kekurangan asam folat. Sumber lain mengatakan
Ibu yang perokok dan peminum alcohol memiliki prediksi lebih besar mengalama
abrupsio plasenta.
Perlu waspada juga terjadinya
kebocoran air ketuban atau pecah pada minggu ini, bila terjadi kebocoran atau
pecah ketuban segeralah hubungi dokter untuk pertolongan lebih lanjut. Sebab dikhawatirkan
janin akan mengalami asfiksia.
Tumbang Janin Minggu ke 34:
Berat janin sekitar 2275 gram
dengan panjang ±44 cm. Sebaiknya dilakukan
pemeriksaan USG pada minggu ini, tujuannya adalah untuk memeriksa kondisi janin
secara keseluruhan; terutama untuk evaluasi otak, jantung dan organ lain.
Lakukan juga tes lainnya yaitu test
non-stress dan profil biofisik.
Dalam profil biofisik digunakan
skor 0 sampai 2 dengan 5 poin yang dievaluasi yakni;
- Pernapasan
- Gerakan tubuh
- Tonus yang dievaluasi berdasarkan gerakan lengan dan atau tungkai,
- Denyut Jantung Janin dan
- Banyaknya cairan ketuban.
Bila nilainya rendah, disarankan
persalinan segera dilakukan.
Pemeriksaan biofisik biasanya
dilakukan bila diduga bayi mengalami IUGR (Intrauterin Growth Retardation),
pada ibu pengidap diabetes, kehamilan yang bayinya tak banyak bergerak,
kehamilan risiko tinggi ataupun kehamilan lewat waktu.
Tumbang Janin Minggu ke 35:
Berat janin sekitar 2450 gram
dengan berat sekitar 45 cm. Pada minggu ini, fungsi paru paru sudah matang. Kematangan
fungsi paru mempengaruhi life viabilitas atau kemampuan bertahan hidup bagi
janin. Test untuk mengetahui kematangan fungsi paru dilakukan melalui
pengambilan cairan amnion untuk menilai lesitin spingomyelin atau selaput tipis
yang menyelubungi paru-paru.
Minggu ke 36:
Berat janin sekitar 2500 gram
dengan taksiran panjang 46 cm. Tes kematangan paru perlu dilakukan bila muncul
keragu-raguan pada taksiran usia kehamilan. Terutama pada Ibu yang tidak ingat dengan
tepat kapan menstruasi terakhir dan
bagaimana pola/siklus haidnya. Ataupun pada bayi besar namun tak cocok dengan
pertumbuhan usia sebenarnya.
Mulai minggu ini pemeriksaan
rutin diperketat jadi seminggu sekali. Tujuannya adalah untuk meminimalisir
risiko-risiko yang mungkin muncul mengingat penyebab terbanyak kematian ibu
melahirkan (maternal mortality rate) di Indonesia adalah perdarahan, infeksi
dan preeklampsia.
Sementara dari ketiga faktor
penyebab tersebut, yang bisa dicegah dengan pemeriksaan ANC (antenatal care)
yang baik hanya preeklampsia. Di antaranya dengan pemantauan tekanan darah dan
kenaikan berat badan yang tak lazim, yakni maksimal 1 kg setiap bulan.
Sedangkan kasus-kasus perdarahan dan infeksi bisa saja terjadi meski ANC-nya bagus.
Tumbang Janin Minggu ke 37:
Berat janin 2950 gram Dengan
panjang 47 cm. Di usia ini janin dikatakan
aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang
untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi
siap lahir. Naum ada sebagian kecil di
antaranya dengan posisi sungsang yaitu posisi bokong di jalan lahir. Di minggu
ini biasanya dilakukan pemeriksaan dalam untuk mengevaluasi kondisi kepala
bayi, perlunakan jalan lahir guna mengetahui sudah mencapai pembukaan berapa.
Tumbang Janin Minggu ke 38:
Berat janin sekitar 3100 gram
dengan panjang sekitar 48 cm. Rasa cemas menanti-nantikan saat melahirkan yang
mendebarkan bisa membuat ibu mengalami puncak gangguan emosional. Namun
obat-obat golongan antidepresan sebaiknya tidak diberikan karena dianggap tak
aman. Apalagi semua obat antidepresan akan melewati plasenta yang akan
berpengaruh pada janin. Jauh lebih bijaksana bila ibu melakukan relaksasi
dengan melatih pernapasan sebagai bekal menjelang persalinan. Meski biasanya
akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di
usia kehamilan 38 minggu.
Tumbang Janin Minggu ke 39:
Berat janin sekitar 3250 gram dengan
panjang sekitar 49 cm. Di minggu ini pula dokter yang menangani biasanya siaga
menjaga agar kehamilan jangan sampai postmatur atau lewat waktu. Karena bila
terjadi hal demikian, plasenta tak mampu lagi menjalani fungsinya untuk
menyerap suplai makanan dari ibu ke janin, dan menyebabkan janin kekurangan
gizi. Tak heran kalau janin postmatur umumnya berkulit kering/keriput atau
malah mengelupas. Sementara kapan persisnya plasenta mengalami penurunan fungsi
sama sekali tak bisa diprediksi.
Penurunan fungsi plasenta bisa
diketahui berdasarkan evaluasi terhadap fungsi dinamik janin, arus darah, napas
dan gerak bayi serta denyut jantungnya lewat pemeriksaan CTG (kardiotokografi), USG maupun doppler. Dari hasil evaluasi
tersebut akan dinilai apakah memungkinkan dan memang saatnya untuk memberi
induksi persalinan. Jika fungsi arus
darahnya tidak baik, tidak dianjurkan lahir per vaginam (lahir normal) yang malah
berisiko bayi mengalami hipoksia.
Tumbang Janin Minggu ke 40:
Bayi siap lahir. Ibu tidak perlu
khawatir jika bayinya tidak lahir tepat pada waktu yang telah diperkirakan. Umumnya
bayi yang lahir tepat sesuai tanggal perkiraan hanya 5 %. Rambut lanugo (=
rambut badan) bayi telah hilang mungkin masih tersisa di punggung dan dahinya. Ada
bayi yang lahir dengan cepat, ada pula yang lahir dengan lambat. Panjangnya
mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3300 gram.
Jika laki-laki, testisnya sudah
turun ke skrotum, sedangkan pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian
luar) sudah berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir kemaluan bagian
dalam). Bila dihitung-hitung, pada akhir proses pertumbuhan embrio menjadi
seorang manusia, beratnya mencapai sekitar 8 juta kali lebih besar dibanding
berat sel telur yang membentuknya.
No comments:
Post a Comment